Meskipun lebih diunggulkan dari lawan, namun Tontowi/Liliyana tetap mewaspadai lawan dari awal permainan. Kaneko dan Matsutomo sebetulnya kedua pemain yang biasa bermain di nomor ganda putra dan ganda putri.

"Jepang memang suka coba-coba, entah untuk pemanasan atau mereka memang mau coba cari pasangan ganda campuran lagi karena belum ada ganda campuran mereka yang stabil banget, baru ada Yuta (Watanabe)/Arisa (Higashino)," kata Liliyana yang ditemui usai pertandingan.

"Tapi kami tetap waspada, kalau ada kesempatan, mereka pasti mau menang. Jadi jangan dikasih kesempatan, dari awal sudah menekan. Walaupun ramai juga di game kedua, kami manfaatkan ini untuk jajal lapangan," tambahnya.

Tontowi/Liliyana punya catatan rekor cukup baik saat bertanding di Tiongkok. Mereka ternyata memiliki trik tersendiri dalam bertanding menggunakan shuttlecock yang berat.

"Tanding dengan shuttlecock berat itu memang berpengaruh ke permainan. Tapi kalau berat ya jangan pasrah, cari jalan keluarnya. Dibutuhkan tenaga yang lebih kuat, tapi kalau kami adu kuat, lawan juga kuat-kuat, apalagi pemain Tiongkok, jadi kami akali di pola mainnya," sebut Liliyana.

Di babak kedua, Tontowi/Liliyana akan bertemu dengan pemenang antara Watanabe/Higashino atau sesama pasangan Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.

"Siapa pun lawan kami nanti, kami harus siap menghadapi pemain muda. Kami mungkin menang di pengalaman, jadi harus bisa mengakali bagaimana meredam mereka," ungkap Tontowi.

"Besok kan ada libur, kami akan manfaatkan untuk recovery, lebih ke persiapan fisik. Kalau soal permainan, kami akan analisa dengan pelatih. Yang penting buat kami adalah stamina dan bisa mengatur fokus di lapangan," tambahnya.

Indonesia mengirim empat wakil ganda campuran ke China Open 2018. Selain Tontowi/Liliyana dan Hafiz/Gloria, ada tiga pasangan yang akan bertanding yaitu Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto.