Dalam perjalnannya meraih gelar juara China Open bisa dibilang Fenomenal. Anthony menaklukkan lima “raksasa” tunggal putra dengan reputasi besar. Lin Dan, Viktor Axelsen, Chen Long, Chou Tien Chen, dan Kento Momota. Para “raksasa” itu bereputasi sebagai tunggal putra nomor satu dunia, juara dunia, dan peraih medali Olimpiade.


Pada babak penyisihan Anthony Ginting sudah di hadapkan dengan “raksasa” tunggal putra China yakni Lin Dan. Pebulu tangkis kelahiran Cimahi itu berhasil menaklukkan Lin Dan 22-24, 21-5, 21-19 dengan waktu 54 menit. Adapun Lin Dan punya reputasi sebagai juara Olimpiade 2008 dan 2012, lima kali juara dunia (2006, 2007, 2009, 2011, dan 2013), dan enam kali juara All England.

Selanjutnya, pada babak kedua Anthony mengalahkan tunggal putra asal Denmark Viktor  Axelsen dua gim langsung 21-18, 21-17. Axelsen merupakan tunggal putra nomor satu dunia saat ini. Dia juga merupakan juara dunia 2017 dan peraih perunggu Olimpiade 2016.

Pada babak perempat final Anthony berhasil melewati hadangan “raksasa” china lainnya yakni Chen Long dengan tiga gim 18-21,22-10,21-16. Adapun Chen Long dalah juara dunia (2014, 2015), juara Olimpiade Rio de Janeiro 2016, dan juara All England (2013, 2015). Dia juga pernah berada pada puncak peringkat dunia pada 2015 hingga pertengahan 2016.

Menapaki babak semifinal Anthony kembali mengandalkan salahsatu senjatanya dalam meraih poin yaitu permainan netting. Kekuatan dan fleksibilitas pergelangan tangan membuat Anthony bisa melakukan pukulan net silang yang mengecoh lawan. Anthony mengatasi Chou Tien-Chen melalui rubber game 12-21, 21-17, 21-15. Kemenangan ini juga sukses membalaskan kekalahan pemain binaan SGS PLN Bandung di Asian Games 2018. Chou Tien-chen saat ini menduduki peringkat rangking ke-5 dunia, sedangkan Anthony menempati peringkat ke-13.

Di partai puncak, Anthony Ginting menghadapi pebulu tangkis Jepang Kento Momota. Anthony menang dua gim 23-21, 21-19. Kento Momota saat ini berada di rangking dua dunia. Kento merupakan Juara Dunia 2018, Juara Asia 2018,  Juara Dunia Junior 2012, Juara Asia Junior 2012.

Dalam partai final itu kunci Anthony memenangkan laga masih mengandalkan senjatanya yakni permainan netting. Anthony juga bisa membuat kok jatuh tegak lurus menelusuri net yang membuat sulit dikembalikan lawan. Anthony juga memiliki pukulan net mematikan selain backhand smash yang juga menjadi senjatanya.

Keistimewaan itu dan kecepatan pergerakan Anthony dipuji Lin Dan. "Anthony Ginting adalah pemain yang sangat cepat. Pada saat saya bisa membalikkan keadaan 19-18 pada gim ketiga, responsnya sangat cepat di depan net. Pelatih saya memberikan arahan agar saya kembali mengarahkan shuttlecock ke atas, ini juga langsung diselesaikan dengan cepat oleh Ginting dengan smes. Di saat genting, ia bisa tampil lebih stabil," kata Lin Dan, seperti dilansir situs PBSI.

Gelar China Open 2018 adalah gelar pertama Anthony di level Super 1000. Di awal tahun 2018, Anthony telah berhasil meraih gelar di Daihatsu Indonesia Masters 2018 BWF World Tour Super 500.