"Stapac bermain bagus. Puji Tuhan kita bisa mendapat pelajaran untuk perbaikan menuju kompetisi," kata pelatih Satria Muda , Youbel Sondakh.

Stapac diakuinya bermain lebih bersemangat dengan pelatih baru asal Lithuania, Giedrius Zibenas.

"Saya tetap bangga pada pemain yang sudah berjuang," kata Youbel.

"Game bagus dengan tensi tinggi. Kami senang bisa menang walau belum menunjukkan permainan terbaik," kata Zibenas.  Dia menyebut pasukannya masih banyak melakukan kesalahan. "Mereka membiarkan lawan berlari, membiarkan lawan mencetak angka," katanya.

Rebound menjadi perhatian utama Zibenas. "Saya gembira menang rebound melawan tim bagus. Setiap pertandingan kami harus menang rebound," katanya.

Stapac melakukan 42 rebound sementara Satria Muda memenangi 41 rebound.

Abraham Damar Grahita mencetak 20 angka bagi Stapac diikuti Kaleb Ramot Gemilang dengan 15 angka. Di kubu Satria Muda Audy Bagastyo mengemas 15 angka.

Sebelumnya Pelita Jaya menuntaskan perlawanan Garuda Bandung 80-54 untuk menjadi tim pertama menembus final.

"Garuda tim bagus. Mereka memiliki shooter shooter andal. Saya minta anak anak fokus pada defense," kata pelatih Pelita Jaya, Johannis Winar.

Pelatih Garuda, Andre Yuwadi menyebut pasukannya lambat start. "Anak anak tak bisa langsung siap menerapkan pola permainan yang diinginkan," katanya.

Andakara Prastawa Dhyaksa mencetak 25 angka. Ponsianus Nyoman Indrawan dan Adhi Prasetyo Putra sama sama mencetak 12 angka untuk Pelita Jaya.

Di pihak Garuda Reza Guntara mengemas 15 angka dan Hans Abraham menyumbang 13 poin.

"Di final kami harus waspada. Lawan memiliki shooter shooter bagus," kata Winar.

Pelita pernah mengalahkan Stapac cukup telak di babak penyisihan grup. "Kali ini tak akan mudah bagi mereka. Sasaran utama kami adalah memenangkan rebound," kata Zibenas.

Hal ini diakui oleh guard Stapac, Agassi Yeshe Goantara. "Pelatih memang selalu meminta kita memenangkan rebound. Saya pribadi akan lebih siap di pertandingan final nanti," kata Agassi.